LASSERNEWS.COM-Medan, Kepala Dinas Perhubungan Sumatera Utara (Kadishub Sumut), Agustinus Panjaitan, menegaskan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas layanan transportasi selama Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024. “Kami akan terus lakukan evaluasi dan perbaikan untuk memastikan mobilitas atlet dan ofisial berjalan lancar selama penyelenggaraan di wilayah Sumatera Utara,” ujarnya kepada wartawan di Medan, Rabu (11/9/2024) malam.
Agustinus mengatakan, salah satu kendala utama adalah mengelola mobilitas atlet yang jadwal pertandingannya sering berbarengan, terutama di pagi hari ketika volume kendaraan di jalan juga meningkat. Ini menyebabkan keterlambatan bagi beberapa cabang olahraga (cabor) menuju lokasi pertandingan. penjemputan.
Tantang lainnya, adanya permintaan kendaraan yang ternyata di luar jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Dan ketika akan difasilitasi, membutuhkan waktu mulai dari proses pemesanan kendaraan, persiapan hingga sampai ke penjemputan. “Saya mengakui bahwa masih perlu ada peningkatan dari kualitas pelayanan khususnya beberapa cabor andalan yang mobilisasinya cukup tinggi,” imbuhnya.
Untuk mengatasi tantangan tersebut, Dishub Sumut telah mengaktifkan Command Center Room dengan sistem manajemen armada berbasis GPS. Dengan sistem ini, setiap kendaraan dapat dipantau pergerakannya, dan para sopir dapat berkomunikasi langsung melalui sistem dua arah untuk memastikan perjalanan atlet berjalan sesuai rencana.
Guna mendukung kebutuhan transportasi, Dishub Sumut telah menyiapkan total 1.370 unit kendaraan, termasuk 967 unit dari Pemprov Sumut dan 403 unit bus bantuan dari Kementerian Perhubungan. Kendaraan ini mencakup berbagai jenis seperti Land Cruiser, Alphard, hingga bus Hiace dan Medium Bus untuk mendukung mobilitas peserta PON.
Layanan transportasi ini mulai aktif sejak 23 Agustus 2024 dengan penjemputan perdana atlet senam artistik. Hingga kini, layanan terus meningkat seiring dengan pertandingan yang berlangsung dan pemulangan atlet yang sudah menyelesaikan kompetisi mereka.
Selain itu, Dishub juga menyediakan TRANSPONSUMUT, aplikasi khusus yang memungkinkan pengguna untuk memesan kendaraan dan melihat posisi kendaraan secara langsung. Kombinasi antara sistem aplikasi dan cara manual ini dilakukan guna memastikan layanan transportasi berjalan lancar.
Dishub juga bekerja sama dengan kepolisian untuk mengawal atlet dan mengelola lalu lintas, termasuk menerapkan rekayasa lalu lintas guna menghindari kemacetan di jalur-jalur utama.
Agustinus menyatakan, pihaknya terus mengevaluasi mutu layanan untuk memastikan transportasi berjalan lebih baik ke depannya. Jika ditemukan kendala di lapangan, segera mungkin dicarikan solusinya.
Dishub Sumut juga menjalin kerjasama dengan pengelola tol untuk memfasilitasi kendaraan atlet agar dapat melewati pintu tol tanpa hambatan. Untuk mempermudah proses melewati pintu tol, bus-bus yang membawa atlet dan official telah terdaftar dengan operator tol melalui sistem VIP. Hal ini memungkinkan mereka untuk bypass pintu tol dan menghindari antrean, asalkan data kendaraan dikirim tepat waktu. Namun, masih ada kendala jika data kendaraan terlambat diinput, yang dapat menyebabkan antrean di pintu tol.
Dishub Sumut juga bekerja sama dengan Angkasa Pura Aviasi terkait pengaturan parkir di Kualanamu, sehingga kendaraan-kendaraan PON tidak dikenakan biaya parkir untuk mempermudah mobilitas.
Agustinus menambahkan, pengelolaan transportasi untuk event sebesar PON sangat kompleks dan dinamis, terutama karena ada permintaan mendadak yang harus ditangani. Ia menyebutkan bahwa layanan transportasi yang diberikan sudah diatur dalam pertemuan CDM Meeting dan handbook yang telah dibuat sebelumnya.
“Setiap cabang olahraga sudah kami informasikan mengenai fasilitas transportasi yang akan mereka terima, termasuk jumlah kendaraan yang disediakan. Namun, sering kali muncul permintaan tambahan yang membuat pengaturan semakin rumit,” jelasnya.
Untuk memastikan kelancaran, Dishub Sumut juga berkoordinasi dengan pihak akomodasi, mengelola mobilitas dari hotel ke venue pertandingan dan latihan, serta mengatur transportasi pada saat pembukaan dan penutupan acara. Pihaknya juga bertanggung jawab atas kepulangan atlet, yang sudah mulai berlangsung dengan jumlah yang cukup besar, terutama melalui Bandara Kualanamu.
KOLABORASI ADALAH KUNCI
Ketua Panwasrah Humas PB PON Aceh-Sumut, Raja Parlindungan Pane menekankan pentingnya transportasi dalam kelancaran pelaksanaan PON XXI. Ia mengapresiasi kolaborasi PB PON dengan Dinas Perhubungan Sumut yang telah merancang sistem transportasi selama berbulan-bulan untuk memastikan kontingen dari bandara menuju hotel dan dari hotel ke venue, tempat pertandingan, berjalan lancar.
Raja mengungkapkan, tanpa dukungan transportasi yang terorganisir, acara PON bisa kacau. Ia mencontohkan pengalamannya di Asian Games 2010 di Makau, di mana transportasi menjadi faktor penentu. Indonesia hampir ditolak sebagai tuan rumah Asian Games karena jarak antara bandara dan Wisma Atlet di Jakarta dianggap terlalu jauh. Namun, masalah itu akhirnya bisa diatasi dengan bantuan kepolisian dan rekayasa lalu lintas.
Raja juga bercerita tentang Palembang saat Asian Games 2018, yang hampir ditolak karena masalah transportasi. Jarak antara bandara dan Jakabaring yang memakan waktu satu jam memunculkan ide pembangunan LRT, transportasi kereta pertama di luar Jakarta. “Hal ini menunjukkan betapa pentingnya transportasi dalam sebuah perhelatan besar,” jelas Raja.
Perhelatan PON XXI di Sumut laksana kutub magnet raksasa yang menarik 15.000 orang, termasuk atlet, pelatih, dokter, dan wartawan, datang ke Sumatera Utara.
Menurut Raja Pane, transportasi menjadi salah satu faktor penting yang menentukan kesuksesan event PON, termasuk mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. “Ada sisi lain dari PON, karena selain digunakan untuk menonton pertandingan, kendaraan juga digunakan oleh pengunjung untuk kegiatan lain seperti berbelanja,” ungkapnya.
Raja menekankan, transportasi yang dikelola oleh Dinas Perhubungan sangat vital untuk kesuksesan PON. Ia juga mengingatkan bahwa para petugas transportasi akan terus bekerja hingga semua kontingen dan peserta pulang, memastikan mereka terlayani dengan baik hingga akhir acara. “Bidang Transportasi ini ibarat sapu ranjau darat dari belakang. Ketika semua sudah selesai, mereka masih terus bekerja,” pujinya. (Ded)