LASSERNEWS.COM-Medan, Kamis siang, 17 Oktober 2024, beberapa unit mobil SUV memasuki halaman markas besar Posmetro Medan dan Sumut Pos, Graha Pena di Amplas. Tak pakai patwal dan sirine.
Dari urutan mobil kedua, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, Kapolrestabes Medan turun. “Maaf kalau saya datangnya agak telat,” ucapnya sambil menyalami satu persatu kru media yang menyambutnya.
Melempar senyum dan merangkul Zulkifli Tanjung, Pemred Posmetro Medan, mantan Dirkrimsus dan Dirkrimum Polda Jatim itu pun digelandang naik ke lantai tiga Graha Pena. Ke ruang rapat dan pertemuan yang biasa digunakan untuk menyambut para tamu koran kriminal terbesar tersebut.
Gidion adalah tokoh kedua yang mengunjungi Graha Pena. Sebelumnya calon Walkota Medan Riko Waas yang lebih dulu bertandang.
Gidion merupakan Pamen polisi yang memiliki pribadi rendah hati, murah senyum dan ramah, baik dalam keseharian dan kedinasan. Sekadar catatan, mantan Kapolres Bekasi ini sebelumnya pernah bertandang ke Graha Pena. Tapi sekitar tahun 2008, semasa menjabat Kasat Reskrim Poltabes Medan.
Meski kini mengepalai seluruh jajaran Polrestabes Medan, Gidion tetap tampil merendah dan merangkul elemen masyarakat. Dalam catatan media, mantan Kapolres Metro Jakarta Utara ini punya seabrek prestasi yang menasional. Khsususnya pengungkapan kasus-kasus terkait perempuan dan anak.
Pamen kelahiran Juni 1975 ini pernah mengungkap kasus prostitusi online yang melibatkan artis atau publik figur. Selain itu, eks Wadienarkoba Polda Metro Jaya ini juga pernah mengungkap kasus kejahatan penyimpangan seks pedofilia dengan korban mencapai 50 anak laki-laki. Pun kasus ibu tiri aniaya dua orang anaknya, dan berbagai kasus lainnya.
Makanya saat berdiskusi dengan kru Posmetro Medan, alumni Akpol 1996 ini lebih banyak mengupas nasib anak, terutama anak-anak di Kota Medan. Ditambah lagi, Medan kini masih dihantui kejahatan yang melibatkan anak.
“Saya mengidamkan Medan sebagai kota layak anak. Jika sudah layak bagi anak, maka layak dan nyaman bagi para orang tua,”sebur Gidion. Dia pun sudah menyiapkan formula untuk mewujudkan cita-citanya itu.
“Selain mendekatkan Polri ke anak-anak dengan mendatangi sekolah-sekolah dan cara-cara sangat ramah, ada juga beberapa siasat yang akan kami lakukan. Termasuk membenahi unit Perlindungan Perempuan dan Anak agar lebih humanis dan familiar setiap menangani kasus anak dan perempuan,”sambungnya.
Ia juga menyampaikan bahwa polisi yang hebat bukan melulu mampu menegakkan hukum tetapi juga hebat dalam berkomunikasi dengan masyarakat, sehingga seluruh permasalahan dapat diantisipasi agar tidak terjadi pelanggaran hukum.
“Polisi wajib komunikatif dalam menjalankan tugas, mengedepankan prinsip polisi yang humanis, berbuat dengan sepenuh hati, pasti berhasil meraih hati dan simpatik masyarakat,” ujarnya.(NS)